Senin, 27 Mei 2013

Beberapa Testimoni

Photo: Alhamdulillah ternyata hasil panen perdana Ayam Herbal Bogor, responnya positif..:D
Ada yang bilang rasanya enak, top markotop deh, dagingnya lebih gurihlah, dagingnya empuklah, mirip ayam kampunglah, ada yang nanyain mau jadi reseller juga..
Walhamdulillahilladzi ala bi ni'mati tatimushalihat...:)
Semoga kedepannya bisa diperbaiki lagi untuk manajemen maupun marketingnya. Sehingga akan lebih labih baik lagi...
Ayam Herbal Bogor aman, sehat, halal dan thayib, insya Allah :) 
Alhamdulillah testimini yang masuk ke Ayam Herbal Bogor rata-rata testimoni positif.... :).


Berikut beberapa testimoninya:
- Ayam Herbal Bogor, rasanya mirip seperti ayam kampung tapi lebih empuk
- Ayam Herbal Bogor baunya tidak amis seperti ayam broiler biasanya.
- Ayam Herbal Bogor rasanya mantap top markotop deh.
- Ayam Herbal Bogor rasanya enak.
- Mendingan beli ayam herbal daripada ayam biasa.

Kamis, 02 Mei 2013

Kebutuhan Daging Ayam Terus Melambung

TIDAK ada yang istimewa pada gerobak milik Haryati yang berjejer di antara gerobak kaki lima di seberang Pasar Johar, Semarang. Namun, gerobak yang dijadikan usaha ayam goreng kaki lima ala Amerika yang dirintisnya 16 tahun terakhir ini selalu saja ramai disambangi pembeli. Bahkan fried chicken dengan label “Sekar Arum” yang dijual dengan harga rata-rata Rp 4 ribu ini bisa ludes hanya dalam waktu 3-4 jam. Pembeli ayam goreng tepung buatan Haryati ini pun cuma berasal dari pengunjung pasar dan warga sekitar saja.

“Saya ambil daging ayam dari Salatiga. Dalam sebulan biasanya menghabiskan ayam potong sekitar 30 kuintal. Kalau sekilo jadi 15 potong, ya omsetnya sekitar Rp 20 jutaan,” jelas Haryati.

Tidak hanya “Sekar Arum”, di sekitar pasar terbesar di Semarang ini juga terdapat usaha serupa dan usaha makanan lainnya yang menggunakan daging ayam sebagai bahan baku utama. Sajian ayam sudah menjadi menu yang lazim ada dalam daftar menu baik di resto mahal maupun di warung kaki lima.

Ya, tak memungkiri, jumlah penduduk Indonesia yang sebagian besar menyukai daging ayam merupakan potensi sangat besar bagi industri hilir seperti makanan olahan, Termasuk restoran waralaba cepat saji (fast food). Sebut saja PT Fastfood Indonesia, Tbk yang menaungi usaha warabala restoran KFC yang terus menambah gerai di kota besar di Indonesia hingga 417 unit dengan keuntungan penjualan kuartal 1 pada2012 mencapai Rp 840,7 miliar, tumbuh 10-15 persen dari realisasi periode yang sama di tahun 2011 sebesar Rp 731 miliar.
Belum lagi usaha serupa seperti McDonald, California Fried Chicken, dan brand fast food lain yang bertebaran di berbagai kota besar.

Menurut Departemen Riset IFT, kenaikan konsumsi ayam terjadi karena meningkatnya populasi penduduk dan daya beli masyarakat. Ini terlihat dari data BPS tahun 2010 yang menyebutkan, populasi ternak unggas ayam pedaging mencapai 1,25 milyar ekor, ayam petelur sebanyak 104 juta ekor, ayam bukan ras (buras) sebanyak 270 juta ekor.

Don P Utoyo, Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia, mengatakan, omset industri perunggasan 2012 diperkirakan mencapai Rp 120 triliun, meningkat 9,1% (yearon-year) dari proyeksi omset tahun 2011 sebesar Rp 110 triliun. Kenaikan omset ini didorong peningkatan penjualan di segmen bibit ayam, pakan ternak, budidaya ayam, dan obat obatan hewan.

Industri Hilir

Pesatnya industri hilir dengan konsumsi unggas yang begitu besar itulah yang membuat industri hulu seperti pakan ternak, pembibitan dan obat-obatan dalam negeri memiliki peluang bisnis yang menjanjikan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan. Terlebih lagi, kebutuhan pakan menyedot kontribusi hingga 70% dari total biaya produksi peternakan.

Seperti tiga emiten peternakan besar yakni, PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Japfa ComfeedIndonesia (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) yang terus gencar melakukan ekspansi di lini bisnis hilir maupun hulu untuk mengantisipasi tren kenaikan konsumsi ayam nasional.

Ketiga perusahaan itu terus meningkatkan kapasitas anak ayam umur sehari atau day old chicken (DOC) dan pabrik pakan dengan menyisihkan dana Rp 1,5 trilliun untuk ekspansi di tiga divisi, yaitu pakan ternak, peternakan DOC, dan makanan olahan untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui perluasan pabrik.

Atau PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) yang pembangunan pabrik pakan ternak berkapasitas mixer sebesar 300 ton per tahun dan pembangunan tiga farm day old chick (DOC) dan membangun bisnis downstream yaitu pabrik pengolahan makanan, dengan omzet berkisar Rp 80 miliar.

Memang, investasi asing seperti Charoen Pokphan (Thailand), Cheil Jedang (Korea), Japfa Comfeed, Sierad ( Malaysia) masih mendominasi dengan menguasai hingga 80% pasar industri peternakan ayam komersial di Indonesia karena terintegrasi dengan industri pakan ternak dan pengolahan produk ternak.

Kemitraan

Sedangkan peternakan rakyat yang jumlahnya lebih banyak dari pabrikan besar kini mulai tersingkir karena tidak menggunakan teknologi modern dan kendala investasi. Sehingga sejumlah produsen besar kemudian mengembangkan pola kemitraan dengan menjalin kerjasama dengan perternakan rakyat melalui konsep contract farming antara produsen pakan ternak besar dengan para peternakan rakyat yang memelihara ayam untuk sebuah perusahaan yang terintegrasi secara vertikal.

Biasanya peternak menyediakan tanah, kandang, peralatan dan tenaga kerja. Sedangkan perusahaan memberi fasilitas pemeliharaan dan sapronak (sarana produksi peternakan) seperti DOC, pakan, obatan-obatan, dan pengarahan manajemen dengan sistem bagi hasil.

Namun, kendati kebutuhan daging ayam sudah swasembada, perkembangan industri perunggasan seperti obat hewan serta pakan ternak seperti jagung bungkil kedelai, tepung ikan masih sangat bergantung pada impor.

Bibit unggas, GPS (grand parent stock) maupun PS (parent stock) baik broiler maupun layer juga masih mengandalkan impor karena 12 perusahaan pembibitan ayam GPS dan 39 perusahaan pembibitan ayam parent stock (PS) tidak mampu memenuhi pasokan.

Perusahaan masih impor karena di dalam negeri belum dapat produksi indukan ayam (GPS dan PS) tersebut, lonjakan impor memang menyolok, tapi itu terpaksa kita lakukan,” Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) IndonesiaKrissantono.

Tahun 2020, dengan populasi penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, target konsumsi daging ayam broiler adalah 8 kg/kap/th, sehingga dibutuhkan angka produksi DOC ayam broiler sebesar 38juta ekor/minggu.

Sehingga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia yang tumbuh 13% butuh produksi anak ayam rata-rata sebesar 31 juta ekor per pekan atau 1,5 miliar ekor per tahun.

Karena itu, prospek industri perunggasan memegang peranan sangat penting. Industri ini tumbuh dan berkembang pesat menjadi industri yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Bahkan, industri ini memberikan kontribusi sebesar 65% dari total produksi daging nasional.

Tapi, ironisnya meskipun sumber protein daging ayam mudah diakses masyarakat, namun capaian tingkat konsumsi protein hewani di Indonesia masih di bawah standar kecukupan gizi. Konsumsi daging ayam dengan penduduk 240 juta jiwa masih relatif rendah dibanding negara-negara tetangga. Konsumsi ayam untuk Indonesia tahun 2011 sekitar 7 kg/kapita/tahun jauh dibawah Malaysia yang mencapai 36 kg/ kapita/tahun. (non)

Kebutuhan Pakan Ternak di Indonesia*

Tahun Kebutuhan
2008 9,9 juta ton
2009 9,7 juta ton
2010 11,2 juta ton
2011 12,3 juta ton
*data : berbagai sumber


Impor Grand Parent Stock (GPS) Unggas*

Tahun Impor
2007 361.460 ekor
2008 370.036 ekor
2009 404.774 ekor
2010 402.414 ekor
2011 480 ribu ekor
*data : Direktorat Jenderal Peternakan


sumber: http://farmingbusinessindonesia.com

TINGKAT KONSUMSI DAGING AYAM MASYARAKAT INDONESIA RENDAH

Krisis harga daging sapi yang terjadi di Indonesia membuat berbagai pihak angkat bicara. Krisis harga daging ini dikhawatirkan mempengaruhi konsumsi daging perkapita orang Indonesia. Secara umum, konsumsi pangan bergizi rata-rata masyarakat Indonesia masih rendah, padahal ini sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Konsumsi protein hewani masyarakat saat ini baru mencapai 5,72 gram/kapita/tahun, yang berarti masih di bawah standar konsumsi gizi nasional yang 6,5 gram/kapita/tahun. Rendahnya pola konsumsi pangan bergizi ini akibat kurangnya pengetahuan, kebiasaan, serta rendahnya daya beli masyarakat.
Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), Don P. Utoyo, di Jakarta (Rabu, 24/4), menjelaskan daging merupakan sumber protein hewani yang bermutu tinggi dan perlu dikonsumsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Karena asam amino yang terkandung dalam daging dapat berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Terkait rendahnya daya beli masyarakat, sebenarnya daging ayam atau telor masih banyak yang bisa menjangkaunya. Telor, misalnya, dibandingkan dengan sumber protein yang lainnya, relatif lebih murah dan lebih tinggi kandungan proteinnya.
Dijelaskan saat ini kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengonsumsi daging ayam dan telur bagi kesehatan, pertumbuhan serta kecerdasan anak-anak dan keluarga masih sangat rendah. Besarnya kandungan nutrisi pada ayam dan telur tersebut tentunya berpengaruh kualitas gizi yang diperoleh masyarakat terutama bila dikonsumsi sejak anak anak. Bila dibandingkan dengan Malaysia, konsumsi daging ayam Indonesia per kapita/tahun jauh lebih rendah. Indonesia per kapita/tahun hanya 7 kg, sedangkan Malaysia 40 kg per kapita/tahun. “Harus kita akui, memang masih rendah tingkat konsumsi daging ayam kita,” kata Don.
Meskipun masih rendah, Don memperkirakan tahun 2013 kebutuhan daging ayam naik sebesar 15,79% dibandingkan tahun 2012. Utoyo menyebutkan konsumsi daging ayam pada 2013 ini bisa mencapai 2,2 juta miliar ekor. Sedangkan konsumsi ayam pada tahun lalu sebesar 1,9 juta miliar ekor. Kenaikan konsumsi daging ayam ini karena kenaikan daya beli dari masyarakat. Utoyo tidak berani memastikan, apakah kenaikan konsumsi daging ayam dipicu mahalnya harga daging sapi. Yang pasti, kata Utoyo, kenaikan permintaan daging ayam membawa konsekuensi kenaikan harga daging ayam.
Dijelaskan, tahun 2011 Indonesia menempati urutan ke-124 dari 187 negara dalam hal tingkat konsumsi daging ayam berdasarkan data UNDP. Harga daging ayam di Indonesia relatif lebih mahal karena peternakan Indonesia belum mampu swasembada sehingga kebutuhan daging ayam masih diimpor. Negara dengan produksi ayam terbesar dikuasai Amerika, China, dan Brasil yang sudah ekspor 13 miliar ekor/tahun, sementara produksi ayam Indonesia hanya 2,5 juta ekor/tahun. Bandingkan dengan penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta jiwa.
Indonesia tidak saja rendah dalam mengkonsumsi daging ayam, tetapi daging sapi juga. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Anton Supit, mengatakan terkait masalah daging sapi, sebanyak 99,7% sapi dikuasai oleh peternak rakyat. Sehingga untuk mendapatkan sapi di Indonesia sedikit lebih sulit, terlebih prinsip peternak adalah menabung. Menurut Anton, peternak rakyat sifatnya menabung, sehingga menjadi sulit untuk segera mendapatkan sapi. Selain itu, yang harus diperbaiki adalah pola transportasi sapi untuk masuk ke Jawa. Menurut Anton, 60% populasi sapi di Indonesia berada di luar Pulau Jawa. Anton menilai tata niaga perdagangan perlu dikembalikan kepada Kementerian Perdagangan. “Tugas dari Kementerian Pertanian fokus pada masalah produksi saja tidak untuk perdagangan,” katanya.
(ST)
(sumber: http://www.businessnews.co.id)

Senin, 29 April 2013

Kasus baru H7N9 kembali ditemukan

                                                                                     Sabtu (26/4), kasus baru virus flu burung H7N9 ditemukan di provinsi selatan Hunan, China.

Kantor berita resmi China, Xinhua, mengabarkan ada seorang wanita berusia 64 tahun dari kota Shaoyang yang menderita demam pada tanggal 14 April, empat hari setelah melakukan kontak dengan unggas. Kondisinya kini telah membaik setelah menjalani pengobatan intensif.

Setelah diuji, 41 orang yang melakukan kontak dengan pasien baru dari Hunan ini - yang diidentifikasi dengan nama keluarga Guan - tidak menunjukkan gejala H7N9.

Namun, seorang pria 54 tahun dari provinsi Jiangxi yang juga dirawat di Hunan telah didiagnosis terjangkit H7N9. Kasus Hunan muncul sehari setelah provinsi timur Fujian melaporkan kasus pertama mereka.
Kasus virus flu burung jenis baru H7N9 pertama kali dideteksi pada bulan Maret. Minggu ini, Organisasi Kesehatan Dunia menyebut H7N9 sebagai salah satu virus paling mematikan di dunia, dan lebih mudah menular dibandingkan virus sebelumnya yang telah menewaskan ratusan orang di seluruh dunia sejak tahun 2003. (sumber: merdeka.com).

Semoga virus tersebut tidak sampai ke Indonesia. Sehingga konsumsi unggas senantiasa aman..aamiin.  Jadi
Ayam Herbal Bogor tetap aman, sehat, halal dan thayib..aamiin. :)

Sabtu, 27 April 2013

Apa ya Kandungan Gizi dari Tenderloin Ayam??

Photo: Tenderloin Ayam:
Terdiri dari otot dada yang membentang sepanjang kedua sisi tulang dada, terletak di bagian atas dada.  Berupa daging yang berwarna putih saja.
Masing-masing tenderloin mempunyai berat sekitar satu setengah hingga dua ons, sehingga memudahkan Anda mengontrol porsi. Dua tenderloin hampir setara dengan satu takar ukuran tiga ons. Tenderloin mudah dibumbui dan bisa digunakan dalam kebab atau ditumis dengan makanan lainnya. 
 Nilai gizi tenderloin :
Ukuran penyajian : 1 ons
-          Kalori  25.0 g
-          Lemak total  0.3 g
-          Lemak jenuh  0.0 g
-          Lemak tak jenuh ganda  0.0 g
-          Lemak tak jenuh tunggal 0.0 g
-          Kolesterol 16.3 mg
-          Natrium  62.5 mg
-          Kalium  0.0 mg
-          Karbohidrat  0.0 g
-          Dietary Fiber 0.0 g
-          Gula  0.0 g
-          Protein 5.8 g

Semoga bermanfaat...:) Tenderloin ayam terdiri dari otot dada yang membentang sepanjang kedua sisi tulang dada, terletak di bagian atas dada. Berupa daging yang berwarna putih saja.
Masing-masing tenderloin mempunyai berat sekitar satu setengah hingga dua ons, sehingga memudahkan Anda mengontrol porsi. Dua tenderloin hampir setara dengan satu takar ukuran tiga ons. Tenderloin mudah dibumbui dan bisa digunakan dalam kebab atau ditumis dengan makanan lainnya.
 
Nilai gizi tenderloin :
Ukuran penyajian : 1 ons
- Kalori 25.0 g
- Lemak total 0.3 g
- Lemak jenuh 0.0 g
- Lemak tak jenuh ganda 0.0 g
- Lemak tak jenuh tunggal 0.0 g
- Kolesterol 16.3 mg
- Natrium 62.5 mg
- Kalium 0.0 mg
- Karbohidrat 0.0 g
- Dietary Fiber 0.0 g
- Gula 0.0 g
- Protein 5.8 g

Semoga bermanfaat...:)

Jumat, 26 April 2013

Ternyata Konsumsi Daging Ayam Punya Banyak Manfaat Baik untuk Kesehatan


Diantara manfaat daging ayam dilihat dari kesehatan adalah :
  1. Membangun otot. Pada daging ayam tanpa lemak, terkandung protein yang lebih banyak. Orang yang ingin mengekarkan tubuhnya bisa memakan ayam rebus untuk membantu meningkatkan massa otot.
  2. Daging ayam memiliki kandungan seng yang dapat mempertahankan nafsu makan secara sehat.
  3. Kandungan fosfor dan kalsium pada daging ayam dapat menguatkan tulang.
  4. Meski mengandung kolesterol, daging ayam juga memiliki niacin yang dapat menurunkan kadar kolesterol. Pilih daging ayam tanpa lemak dan masak tanpa memakai minyak atau mentega.
  5. Ayam kaya dengan mineral yang membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sehingga, sup ayam panas sangat cocok dikonsumsi untuk penderita flu.
  6. Kandungan selenium pada ayam mengurangi risiko arthritis.
  7. Ayam memiliki vitamin B5 atau asam pantotenat yang mempengaruhi rasa tenang pada saraf. Menyantap ayam bisa meredakan stres yang dirasakan.
  8. Jantung juga lebih sehat dengan makan daging ayam. Pasalnya, ayam juga kaya vitamin B6 yang menurunkan kadar homoseistein penyebab serangan jantung.
  9. Makan ayam saat menstruasi dapat meredakan stres saat hadirnya datang bulan.
  10. Pria bisa pula meningkat hormon testosteronnya dengan mengonsumsi daging ayam.
Apalagi kalo yang diolah Ayam Herbal Bogor, karena insya Allah aman, sehat, halal dan thayib...:)

Semoga bermanfaat.....:)